GROUNDING SISTEM DALAM
DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 20 KV
Lodien Hutapea
(5103331020)
Pend. Teknik Elektro UNIMED
ABSTRACT
In paper
grounding system at 20 KV electrical power distribution explain that what is
meant by grounding of electric power system is an effort to bring about
system lation with the ground by using
ground conductor and ground electrode which aims as a safeguard against current
leakage within the system, and safeguard against thunderbolt and limit possible
disruption of electrical power system which can damage electrical apparatuss
and even human safety. Therefore a huge electrical power system with exceeded
voltage should be equipment with a grounding system within the electrical power
circuit.
Dalam bidang sistem grounding di 20 kv listrik distribusi menjelaskan apa yang dimaksudkan oleh grounding sistem pembangkit listrik merupakan upaya untuk membawa tentang sistem lation dengan tanah dengan menggunakan tanah konduktor dan elektroda tanah yang bertujuan sebagai perlindungan terhadap kebocoran dalam sistem , saat ini dan perlindungan terhadap petir dan membatasi mungkin gangguan sistem pembangkit listrik yang bisa merusak apparatuss listrik dan bahkan keselamatan manusia .
Sebab itu seorang besar sistem pembangkit listrik tegangan dengan melebihi harus peralatan dengan sistem grounding dalam listrik sirkuit .
Sebab itu seorang besar sistem pembangkit listrik tegangan dengan melebihi harus peralatan dengan sistem grounding dalam listrik sirkuit .
Keywords: Grounding, Electrical
power, Conductor
A.
PENDAHULUAN
Pada sistem
tenaga listrik yang semakin besar dengan panjang saluran dan besarnya tegangan,
akan menimbulkan arus gangguan yang semakin besar pula. Dengan demikian terjadi
gangguan tanah makin besar dan busur listrik tidak dapat padam dengan
sendirinya, ditambah lagi gejala-gejala busur tanah atau ‘arcing grounds’
semakin menonjol. Gejala busur tanah adalah suatu proses terjadinya pemutusan
(clearing) dan pukulan balik (restriking) dari busur listrik secara
berulangulang. Ini sangat berbahaya karena dapat menimbulkan tegangan lebih
transient yang tinggi yang dapat merusak peralatan.
Oleh karena
pada sistem-sistem tenaga relatif besar , sistem tidak lagi dibiarkan terapung
atau system delta, tetapi titik netral system itu diketanahkan melalui tahanan
atau reaktansi. Pengetanahan itu umumnya dilakukan dengan menghubungkan titik
netral transformator daya dengan tanah.
Pada
sistem-sistem yang tidak diketanahkan atau pada system delta, arus gangguan itu
tergantung dari impedansi kapasitif Za, Zb dan Zc, yaitu impedansi kapasitif
masing-masing kawat-fasa terhadap tanah, (Gambar 1a). Bila system itu
diketanahkan arus gangguan itu tidak Vlagi tergantung pada impedansi kapasitif
kawatkawat tetapi juga tergantung pada impedansi alat pengetanahan dan
transformator, (Gambar 1b).
Jadi dengan
mengetanahkan titik netral siatem, arus gangguan jelas menjadi lebih besar
dibandingkan dengan arus gangguan pada system delta, namun sebaliknya membatasi
tegangan pada fasa-fasa yang tidak terganggu. Jadi di dalam menentukan
impedansi pengetanahan itu harus diperhatikan hubungan antara besar arus
gangguan dan tegangan yang mungkin timbul.
Keterangan
di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pengetanahan itu ialah:
-
Pada
sistem tenaga besar yang tidak diketanahkan arus gangguan relative besar ( >
5A) sehingga busur listrik yang timbul tidak dapat padam sendiri, di mana akan
menimbulkan busur tanah dengan pada sistem diketanahkan gejala tersebut hamper
tidak terjadi.
- Untuk membatasi tegangan pada
fasafasa yang tidak terganggu.
B. PEMILIHAN METODE PENGETANAHAN
Pemilihan
metode pengetanahan tergantung dari: segi praktis, menjaga kontunitas sistem , memperkecil
gangguan yang lebih besar , dan kompromi keseimbangan antara arus dan tegangan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode pengetanahan, harus diperhatikan
dalam pemilihan metode pengetanahan dari suatu sistem tenaga, ialah:
-
Selektivitas
dan sensitivitas dari rele gangguan tanah.
-
Pembatasan
besar arus gangguan tanah
-
Tingkat
pengamanan terhadap tegangan surja dengan arrester.
-
Pembatasan
tegangan lebih transient.
Faktor di
atas mempunyai pengaruh yang besar terhadap ke ekonomisan sistem, perencanaan
serta tata letak dari sistem dan kontinuitas pelayanan. Metode-metode
pengetanahan netral dari sistem sistem tenaga adalah:
-
Pengetanahan
melalui tahanan (resistence grounding)
-
Pengetanahan
melalui reaktor (reactor grounding)
-
Pengetanahan
tanpa impedansi / langsung (solid grounding)
- Pengetanahan efektif (effective grounding).
1.
Pengetanahan
dengan tahanan
Sistem
pengetanahan melalui tahanan pernah diterapkan pada system 230 KV. Sistem ini
mempunyai tegangan lebih transien yang disebabkan oleh pemutusan relatif
rendah. Maksud pengetanahan ini adalah untuk
membatasi arus gangguan ke tanah antara 10% sampai 25% dari arus
gangguan 3 fasa.
Batas yang
paling bawah adalah batas minimum untuk dapat bekerjanya rele gangguan tanah,
sedangkan batas atas adalah untuk membatasi benyaknya panas yang hilang pada
waktu terjadi gangguan. Sistem pengetanahan melalui tahanan ini sekarang jarang
digunakan pada jaringan transmisi tetapi dipakai pada sistem distribusi,
sebagai gantinya adalah penggunaan reaktor.
2.
Pengetanahan
dengan Reaktor dan efektif
Reaktor
pengetanahan ini digunakan bila trafo daya tidak cukup membatasi arus gangguan
tanah. Pengetanahan ini digunakan untuk memenuhi persyaratan dari sistem yang
diketanahkan dengan pengetanahan ini , besarnya arus gangguan ketanah diatas
25% dari arus gangguan 3 fasa.
Keuntungan
dengan mengetanahkan trafo daya adalah untuk menekan tegangan lebih ransient,
sehingga trafo daya dapat menggunakan isolasi dan tipe arrester yang lebih
kecil dan mengurangi penggunaan metode pengetanahan dengan reaktor, terutama
untuk sistem-sistem di atas 115 KV.
3.
Pengetanahan
tanpa impedansi atau langsung
Pengetanahan
ini ialah apabila titik netral trafo kita hubungkan langsung ke tanah, pada
sistem ini bila terjadi gangguan kawat ketanah akan mengakibatkan terganggunya
kawat dan gangguan ini harus diisolasi dengan memutus Pemutus daya (PMT/CB).
Tujuan untuk mentanahkan titik netral secara langsung dan membatasi kenaikan
tegangan dari fasa yang tidak terganggu., digunakan pada system dengan tegangan
20 KV.
Sistem ini
mengandalkan nilai besarnya tahanan pengetanahan (makin kecil tahanan
pengetanahan makin baik) yang dipengaruhi oleh bahan dari elektroda
pengetanahannya.
C. METODA PENGETANAHAN DI INDONESIA
Sesuai
Standart Perusahaan Listrik Negara, yaitu SPLN 2 : 1978, telah ditetapkan
metoda pengetanahan untuk system transmisi tegangan tinggi 500 KV , 150 KV dan
distribusi tegangan menengah 20 KV. Pemilihan metode pengetanahan secara garis
besar didasarkan pada pertimbangan : segi praktis, pertimbangan kontinuitas
kerja dengan memperkecil gangguan yang lebih berpengaruh, dan kompromi antara tegangan
dan arus. Adapun yang menjadi pola kreteria dalam perencanaan ialah keandalan yang
tinggi dengan tetap memperhatikan factor keselamatan manusia, peralatan dan pertimbangan
ekonomis.
1.
Pola
Kriteria utama
-
Faktor
keandalan sistem meliputi:
o
Pengetanahan
Netral sistem dan pengamanan.
o
Penyesuaian
dengan interkoneksi
-
Faktor
keselamatan manusia didalam maupun diluar gardu induk dalam keadaan ada
gangguan maupun dalam keadaan tidak ada gangguan
-
Faktor
ekonomis dengan biaya investasi:
o
Pemilihan
pengetanahan netral sistem dan pengamanannya
o
Pemilihan
tingkat isolasi dasar (BIL) pada peralatan utama dan koordinasi isolasinya.
o
Memperkecil
pengaruh induktif, induksi magnit dan radio interferensi.
2.
Penetapan
Pengetanahan
Pengetanahan
efektif pada sistem 150 KV memberikan keandalan yang tinggi dan keuntungan
faktor ekonomi yang menonjol dari pengurangan tingkat isolasi. Maka
pengetanahan netral sistem 150 KV beserta pengamanannya ditetapkan sebagai berikut:
-
Pengetanahan
netral efektif dan penambahan reaktansi pada netral system ini dimungkunkan selama
persyaratan efektif dipenuhi.
-
Pengaman
sistem diatas dilaksanakan dengan pemutusan cepat dan penutupan cepat.
Pada sistem
20 KV yang umumnya berdekatan dengan konsumen dan jaringan telekomunikasi, maka
faktor keselamatan dan pengaruh induktif lebih penting diperhatikan, aka
pengetanahan netral sistem beserta pengamanannya sebagai berikut:
-
Pengetanahan
sistem adalah pengetanahan dengan tahanan.
-
Pengaman
sistem dilaksanakan sebagai berikut:
o
Bagi
saluran udara atau dalam tanah dipakai pemutus dengan rele arus lebih, untuk
gangguan hubung singkat antara phasa dengan phasa sedang untuk hubung singkat
antara phasa dengan tanah menggunakan rele tanah.
o
Pada
gardu - gardu distribusi dipasangkan alat penunjuk gangguan. Pada saluran udara
dipakai penutup cepat atau lambat, sedang pada saluran bawah tanah dipakai
penutup kembali.
D. METODE PENGETANAHAN SISTEM
DISTRIBUSI
Pada sistem
Tegangan Menengah sampai dengan 20 KV harus selalu diketanahkan karena menjaga
kemungkinan kegagalan sangat besar oleh tegangan lebih transient tinggi yang
disebabkan oleh busur tanah (arching ground atau restriking ground faults).
Untuk itu pengetanahan yang sesuai dengan kreteria adalah:
-
Tahanan
rendah, terutama untuk system yang dipakai mensuplai mesin-mesin berputar,
khususnya pemakaian dalam industri.
-
Tahanan tinggi, dengan tahanan tinggi kerusakan karena
arus sangat berkurang. Pengetanahan ini dipilih dengan tujuan:
o
mencegah
pemutusan yang tidak direncanakan
o
apabila
sistem sebelumnya dioperasikan tanpa pengetanahan dan tidak ada rele tanah yang
dipasang.
o
apabila
pembatasan kerusakan karena arus dan tegangan lebih diinginkan tetapi tidak
dibutuhkan rele tanah yang selektif.
Pengetanahan
langsung, mempunyai biaya paling rendah dari semua metode. Pengetanahan, untuk
sistem distribusi saluran udara (SUTM) dan sistem yang disuplai dengan trafo
dengan pengaman lebur pada sisi primer perlu memberikan arus gangguan yang
cukup untuk melebur pengaman leburnya. Dalam standart SPLN no.2 tahun 1978
ditetapkan pengetanahan Jaringan TeganganMenengah adalah pengetanahan netral
sistem 20 KV beserta pengamannya dengan tahanan. Ditinjau dari besarnya tahanan
pentanahan, sistem pengetanahan jaringan menengah dapat di klasifikasikan seperti
berikut:
1.
Pengetanahan
tahanan rendah 12 ohm
Pengetanahan
tahanan rendah 12 ohm dan arus gangguan tanah maksimum tiap phasa 1000 A
yang dipakai pada saluran kabel
atau kabel tanah (SKTM) tegangan menengah 20 KV
untuk sistem 3 phasa 3 kawat.
Pengetanahan sistem ini dilakukan pada gardu-gardu distribusi dan sambungan
kabel. (gambar 2).
2.
Pengetanahan
tahanan rendah 40 ohm
Pengetanahan
tahanan rendah 40 ohm dan arus gangguan tanah maksimum tiap phasa 300A.
yang dipakai pada saluran udara
tegangan menengah (SUTM) 20 KV untuk sistem 3 phasa 3 kawat. Pengetanahan
sistem ini dilakukan pada tiap-tiap tiang dengan tahanan maksimum 20 ohm.
3.
Pengetanahan
tahanan tinggi 500 ohm
Pengetanahan tahanan tinggi 500
ohm dan arus gangguan tanah maksimum tiap phasa 25A.
yang
dipakai pada saluran udara tegangan
menengah
20 KV untuk sistem 3 phasa 3 kawat.
Keunikan dari sistem ini, karena
gangguan tanah sangat kecil maksimum 25A sehingga bila terjadi persentuhan
kawat tegangan menengah pada jaringan atau instalasi tegangan rendah , bila
tahanan tanah pada instalasi maks 1 ohm tegangan sentuhnya 1 x 25A =25 Volt,
tidak melebihi tegangan sentuh 50 volt yang diijinkan). Mengingat rendahnya
arus hubung singkat phasa tanah, maka sebagian besar gangguan yang sifatnya
temporer dapat bebas dengan sendirinya.
4.
Pengetanahan
3 phasa 4 kawat
Khusus
untuk sistem 3 phasa 4 kawat, pengetanahan langsung tanpa impedansi
dengan menggabungkan antara kawat
netral dengan grounding pada banyak titik sepanjang jaringan (multi
groundedcommon netral).
Pengetanahan
pada saluran kabel tegangan menengah dilakukan pada gardu-gardu distribusi dan
sambungan-sambungan kabel dan untuk saluran udara dilakukan pada tiap-tiap
tiang dengan tahanan pentanahan maksimum 20 ohm. Pentanahan gardu distribusi
dan sambungan-sambungan berfungsi sebagai pengaman saja dan terpisah dari
jaringan secara elektrik.
E. SIMPULAN
Mengingat
pentingnya sistem pengetanahan dalam suatu instalasi listrik maupun peralatan
listrik, dengan tujuan agar tercapainya keandalan sistem dalam penyaluran
tenaga listrik dari pusat pembangkit sampai konsumen disamping keselamatan
peralatan terpasang dan keselamatan jiwa manusianya adalah sebagai
berikut:
-
mencegah
terjadinya tegangan kejut listrik yang berbahaya untuk orang dalam daerah
tersebut.
-
memungkinkan
timbulnya arus tertentu baik besarnya maupun lamanya dalam keadaan gangguan
tanah tanpa menimbulkan kebakaran atau ledakan.
F. DAFTAR PUSTAKA
1. A. Aris Munandar, Dr, MSc., dan Susumu Kawahara, Dr.
1999. Teknik Tenaga Listrik II,
Transmisi Distribusi. Jakarta: Pradnya Paramita.
2. Badan Standarisasi Nasional BSN. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL2000).
3. Cekdin, Cekmas. 2010. Sistem
Tenaga Listrik –Contoh Soal dan Penyelesaiannya Menggunakan Matlab. Yogyakarta: ANDI Offset. --------. 2007. Sistem Tenaga Listrik. Yogyakarta: ANDI Offset.
4. Hutahuruk.TS,Ir. 1987. Pengetanahan Netral Sistem Tenaga dan Pengetanahan
Peralatan. Jakarta: Penerbit Erlangga.
5. Robandi, Imam. 2009. Modern
Power System Control-Desain, Analisis, dan Solusi Kontrol Tenaga Listrik. Yogyakarta: ANDI Offset.
6. Sumanto, Drs, MA. 2005. Pengetahuan Bahan Untuk Mesin dan Listrik. Yogyakarta: ANDI Offset.
7.
Suryatmo,F.
1993. Teknik
Listrik Instalasi Penerangan.
Jakarta: Penerbit PT. Rineka Cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar