SISTEM PROTEKSI PETIR INTERNAL DAN EKSTERNAL
Lodien
Hutapea
5103331020
Pendidikan
Teknik Elektro
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
Abstrak
Sistem proteksi petir merupakan suatu sistem yang
sangat diperlukan pada saat ini, mengingat peralatan listrik semakin berkembang
dengan pesat. Sistem ini melindungi kita baik dan peralatan listrik kita dari
sambaran langsung maupun sambaran tidak langsung (lightning electromagnetic
pulse). Di Indonesia sendiri sebagai kawasan dengan intensitas petir yang
tinggi, sistem ini mutlak diperlukan. Secara umum, sistem proteksi petir
terdiri dari dua yaitu sistem proteksi eksternal dan system proteksi internal.
Dalam tulisan ini dibahas mengenai jenis-jenis proteksi terhadap petir baik
internal maupun eksternal yang umumnya banyak digunakan manusia.
PENDAHULUAN
Pada masa sekarang ini masih sering terdengar ada
orang meninggal karena tersambar petir, entah itu anak-anak, muda maupun
dewasa. Di Indonesia sendiri kejadian semacam ini sangat sering terdengar.
Seperti yang terjadi di Depok, seorang anak meninggal akibat tersambar petir.
Siang itu cuaca mendung dan hujan gerimis. Di dalam rumah, anak laki-laki itu
sedang menonton televisi bersama anggota keluarga lain. Tiba-tiba kilat
menyambar antena televisi dan masuk ke dalam rumah.
Gambar
1 Peta Distribusi Petir di Dunia
Gambar diatas adalah Peta Distribusi Petir di Dunia,
daerah hitam di Afrika Tengah adalah tempat terjadinya petir dengan intensitas
tertinggi di dunia, daerah yang berwarna merah, oranye dan kuning adalah daerah
dengan intensitas petir tinggi sedangkan daerah yang berwarna putih atau
berwarna biru adalah daerah dengan intensitas rendah.
Dari gambar Peta Distribusi Petir di Dunia diatas
terlihat bahwa Indonesia termasuk dalam kategori daerah dengan intensitas petir
tinggi. Menurut Prof Dr Ir H Djuheri, MM, salah satu daerah di Indonesia, yakni
wilayah Bogor, Jawa Barat pernah tercatat sebagai wilayah yang memiliki
sambaran petir per tahun tertinggi di dunia per harinya, yakni sekitar 322 hari
atau 88 persen per tahun.
Gambar
2 Tabel Perbandingan Kematian dan Luka-Luka Akibat Bencana di AS
Gambar kedua ini adalah tabel perbandingan kematian
dan luka-luka yang dialami oleh manusia akibat bencana yang terjadi di Amerika
Serikat pada tahun awal 90-an. Terlihat bahwa kematian akibat sambaran petir
menempati peringkat kedua terbanyak yaitu sebanyak 74 orang setelah jumlah
kematian yang disebabkan karena bencana banjir pada tahun 1990. Bahkan pada
tahun 1991, menempati peringkat pertama.
Untuk kasus luka-luka, pada tahun 1991 menempati
peringkat kedua terbanyak setelah tornado. Hal yang sama juga terjadi di
beberapa negara di Eropa. Oleh karena kerugian-kerugian yang ditimbulkan sangat
besar akibat sambaran petir, maka diperlukanlah suatu sistem proteksi petir
yang mampu melindungi fisik maupun peralatan-peralatan akibat sambaran langsung
maupun sambaran petir tidak langsung (lightning electromagnetic pulse).
TINJAUAN
PUSTAKA
Menurut Dr. Ir. Dipl. Ing. Reynaldo Zoro, ahli petir
dan direktur PT Lapi Elpatsindo, ada tiga syarat untuk timbulnya petir. Ada
udara naik, kelembapan, dan partikel bebas atau aerosol. Ketiga elemen ini akan
menyebabkan timbullah muatan dalam awan cumulonimbus. Umumnya muatan negatif
terkumpul dibagian bawah dan ini menyebabkan terinduksinya muatan positif
diatas permukaan tanah, sehingga membentuk medan listrik antara awan dan tanah.
Jika muatan listrik cukup besar dan kuat medan listrik di udara dilampaui, maka
terjadi pelepasan muatan berupa petir atau terjadi sambaran yang bergerak
dengan kecepatan cahaya dengan efek merusak yang sangat dahsyat karena
kekuatannya.
Menurut
Guru Besar Bidang Ilmu Teknik Fisika,Universitas Nasional (Unas), Prof Djuheri, kilatan petir mengandung muatan listrik 100 juta volt,
Energi sebesar itu bisa memanaskan suhu udara hingga mencapai 40 ribu derajat
Celsius. Bisa kita bayangkan, bagaimana jika petir tersebut menyambar makhluk
hidup.
Sambaran
petir terbagi menjadi dua yaitu sambaran langsung dan sambaran tidak langsung.
Sambaran langsung terjadi karena arus impuls yang mengalir ke tanah, sedangkan
sambaran tidak langsung terjadi karena pancaran energi dari gelombang
elektromagnetiknya atau lightning
electromagnetic pulse. Apabila
petir ini menyambar sebuah gedung maka jumlah rata-rata frekuensi sambaran
petir dapat dihitung:
1.
Sambaran
Langsung
Nilai
rata-rata frekuensi sambaran petir langsung pertahun dapat digitung dengan
rumus:
Dimana:
a
= Panjang atap gedung (m)
b
= Lebar atap gedung (m)
h
= Tinggi atap gedung (m)
T
= hari guruh pertahun
Nd = Jumlah rata-rata frekuensi
sambaran petir langsung pertahun
2.
Sambaran
Tidak Langsung
Rata-rata
frekuensi tahunan Nn dari kilat yang mengenai tanah dekat gedung dapat dihitung
dengan perkalian kerapatan kilat ke tanah pertahun Ng dengan cakupan daerah di
sekitar gedung yang disambar Ag
Nn
= Ng.Ag
Daerah di
sekitar sambaran petir (Ag) adalah daerah disekitar gedung dimana suatu
sambaran ke tanah menyebabkan suatu tambahan lokasi potensial tanah yang dapat
mempengaruhi gedung. Mengacu pada IEC (International Electrotechnical Commission) TC 81/1989 tentang konsep Lightning Protection Zone (LPZ), sistem proteksi petir yang
sempurna terdiri dari 3 bagian :
1.
Proteksi
Eksternal, yaitu instalasi dan alat-alat di luar sebuah struktur untuk
menangkap dan menghantar arus petir ke sistem pentanahan atau berfungsi sebagai
ujung tombak penangkap muatan listrik/arus petir di tempat tertinggi. Proteksi
Eksternal yang baik terdiri atas air terminal/interceptor, down conductor, dan ekuipotensialisasi
2.
Proteksi
Pentanahan, merupakan bagian terpenting dalam instalasi sistem proteksi petir.
Kesulitan pada sistem pentanahan biasanya karena berbagai macam jenis tanah.
Hal ini dapat diatasi dengan perencanaan dan teknik penerapan yang tepat, serta
menghubungkan semua metal (ekuipotensialisasi) dengan sistem pentanahan, sesuai
dengan IEC TC 81 Bab 2.3.
3. Proteksi Internal, merupakan proteksi
peralatan elektronik terhadap efek dari arus petir. Terutama efek medan magnet
dan medan listrik pada instalasi metal atau sistem listrik. Sesuai dengan
standar DIV VDE 0185, IEC 1024-1. Proteksi Internal terdiri atas pencegahan
terhadap dampak sambaran langsung, pencegahan terhadap dampak sambaran tidak
langsung, dan ekuipotensialisasi.
PEMBAHASAN
Secara
garis besar, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh ERICO Lightning Technologies yang telah dilakukan selama 60 tahun,
ada enam langkah untuk melindungi suatu infrastruktur dari sambaran petir yang
diistilahkan ”SIX POINT PLAN”. Tujuan dari ”SIX POINT PLAN” ini adalah untuk
menyiapkan sebuah perlindungan yang efektif dan handal terhadap serangan
sambaran petir. Keenam langkah tersebut yaitu,
1.
Menangkap
Petir
Dengan
cara menyediakan sistem penerimaan yang dapat dengan cepat menmyambut luncuran
arus petir, lebih cepat dari sekelilingnya dan memproteksi secara tepat dengan
memperhitungkan besaran petir.
2.
Menyalurkan
Petir
Luncuran
petir yang telah ditangkap dilasurkan ke tanah/arde secara aman tanpa
mengakibatkan terjadinya loncatan listrik ke bangunan atau manusia.
3.
Menampung
Petir
Dengan cara
membuat sistem pentanahan sebaik mungkin.
4.
Proteksi
Grounding
5.
Proteksi
Jalur Power
6.
Proteksi
Jalur Data
Keenam
langkah yang tergabung dalam “SIX POINT PLAN” diatas merupakan representasi
dari sistem proteksi petir yang sesuai dengan standar IEC (International Electrotechnical
Commision) TC
81/1989 yang bersifat proteksi internal maupun proteksi eksternal.
1.
Sistem
Proteksi Petir Eksternal
Sistem
proteksi petir eksternal yang sering digunakan terdiri dari tiga bagian yaitu Air Terminal, Down Conductor dan Earthing Systems.
a.
Air
Terminal
Air
Terminal merupakan
bagian dari sistem proteksi petir eksternal yang bertujuan untuk menangkap
kilatan petir. Air
Terminal harus
dipasang pada titik tertinggi dari suatu bangunan atau peralatan yang ingin
dilindungi dari sambaran petir. Sebagai contohnya, jika sistem proteksi petir
diaplikasikan dalam sebuah antena. Maka Air Terminal harus dipasang diatas bagian tertinggi dari antena tersebut,
demikian juga jika dipasang pada gedung atau rumah.
Pemasangannya
dipengaruhi oleh keadaan atap gedung yang akan diamankan. Untuk bangunan dengan
atap datar, yaitu bangunan yang memiliki selisih tinggi antara bumbungan dan
lisplang kurang dari 1 meter maka sistem yang sesuai adalah sistem faraday
yaitu sistem penangkal petir keliling atap datar. Sedangkan untuk atap runcing
atau selisih antara tinggi bumbungan dan lisplang lebih dari 1 meter, maka
sistem yang sesuai adalah sistem franklin yaitu sistem penangkal petir dengan
elektroda batang (finial).
Pada
awalnya ruang proteksi dari suatu penangkal petir berbentuk kerucut dengan
sudut puncak kerucut berkisar antara 300 hingga
350. pemilihan sudut proteksi ini menyatakan tingkat proteksi
yang kita inginkan. Semakin kecil sudut proteksi semakin tinggi tingkat
proteksi yang diperoleh (semakin baik proteksinya), tetapi semakin mahal
biayanya.
Gambar 3 Ruang Proteksi
Konvensional
Ruang proteksi model kedua adalah ruang
proteksi menurut model elektro geometri, yaitu berbentuk kerucut juga seperti konsep
konvensional, hanya saja bidang miring dari kerucut tersebut melengkung dengan
jari-jari tertentu. Besarnya jari-jari sama dengan besarnya jarak sambar dari
lidah petir. Jarak sambar (kemampuan menyambar atau menjangkau suatu benda)
dari lidah petir ini ditentukan oleh besarnya arus petir yang terjadi. Oleh
karena itu, derajat kelengkungan dari bidang miring kerucut dipengaruhi oleh
besarnya arus petir yang terjadi.
Gambar 4 Konsep Ruang Proteksi
Menurut Elektrogeometri Model
b.
Down
Conductor
Down
Conductor adalah
bagian dari sistem proteksi petir eksternal yang menghantarkan arus yang
bersumber dari kilatan petir dari Air Terminal System ke Earthing Termination System. Down Conductor harus dipasang vertical tegak lurus
sehingga tercipta jarak terpendek antara ujung bangunan dengan bumi.
Gambar 5 Tabel Material yang
Digunakan untuk Membuat Down Conductor
c.
Earthing
Systems
Earthing
Systems yaitu
bagian dari sistem proteksi petir eksternal yang berfungsi untuk mengalirkan
arus dari petir ke tanah. Ujung Down Conductor dihubungkan dengan tahanan tanah yang besarnya maksimum
bernilai 5 ohm. Untuk mendapatkan tahanan pembumian yang kecil, diperlukan
elektroda pembumian. Prinsip dasar untuk memperoleh tahanan pembumian yang
kecil adalah dengan membuat permukaan elektroda bersentuhan dengan tanah
sebesar mungkin, Sesuai dengan rumus :
dimana
R
= tahanan pembumian [ Ω ]
ρ= tahanan jenis tanah [Ωm ]
L
= panjang lintasan arus pada tanah [ m ]
A
= luas penampang lintasan arus pada
tanah [ m2 ]
Fungsi pengetanahan adalah untuk membatasi tegangan yang
timbul diantara peralatan dengan peralatan, peralatan dengan tanah dan
meratakan gradien tegangan yang timbul pada permukaan tanah akibat arus
kesalahan yang mengalir dalam tanah.
2.
Sistem
Proteksi Petir Internal
Berdasarkan pengertian dari IEC (International Electrotechnical
Commission) TC
81/1989 tentang konsep Lightning
Protection Zone (LPZ),
sistem proteksi petir internal adalah
proteksi peralatan elektronik terhadap efek dari arus petir. Terutama efek
medan magnet dan medan listrik pada instalasi metal atau sistem listrik.
Proteksi Internal terdiri atas pencegahan terhadap dampak sambaran langsung,
pencegahan terhadap dampak sambaran tidak langsung, dan ekuipotensialisasi.
Ada banyak sistem yang dapat digunakan sebagai proteksi
petir internal, namun pada tulisan ini penulis hanya akan membahas mengenai Arrester dan sangkar faraday.
a. Arrester
Gangguan surja petir merupakan salah satu gangguan alamiah
yang akan dialami sistem tenaga listrik, dan salah satu metode untuk
mengatasinya yaitu dengan menggunakan peralatan proteksi arrester. Arrester ini bekerja dengan mengimplementasikan
resistor nonlinier yang mempunyai nilai yang besar untuk peralatan listrik dari
tegangan yang berlebihan dari petir. Pada saat sparkover maka tegangan akan turun dan tegangan residu arus discharge. Besarnya nilai sparkover dan tegangan residu arusnya tergantung dari karakteristik arrester yang digunakan. Seperti dalam gambar
dibawah ini, pada saat tegangan surjanya 51 kV maka dalam waktu sepersekian
detik nilai tegangannya akan turun sesuai dengan tegangan residu dari arrester.
Gambar
6 Contoh Respon Simulasi Arrester SiC
Arrester ini sangat bermanfaat jika diaplikasikan pada
peralatan-peralatan elektronika di suatu bangunan, mengingat efek yang
ditimbulkan petir yang sangat besar terhadap peralatan elektronika.
Gambar 7 Contoh Aplikasi Arrester
b.
Sangkar
Faraday
Sangkar faraday adalah suatu piranti yang dimanfaatkan
menjaga agar medan listrik di dalam ruangan tetap nol meskipun di sekelilingnya
terdapat gelombang elektromagnetik dan arus listrik. Piranti tersebut berupa
konduktor yang dipasang sedemikian rupa sehingga ruangannya terlingkupi oleh
konduktor tersebut.
Sangkar faraday ini diilhami oleh penemuan Michel Faraday,
seorang ahli fisika dan kimia berkebangsaan Inggris. Faraday menyatakan bahwa: “Muatan yang ada pada sangkar
konduktor hanya terkumpul pada bagian luar konduktor saja tidak berpengaruh
terhadap bagian dalam”.
Efek sangkar Faraday adalah suatu fenomena kelistrikan yang
disebabkan oleh adanya interaksi partikel subatomik yang bermuatan (seperti :
proton, elektron). Ketika adamedan listrik yang mengenai sangkar konduktor maka
akan ada gaya yang menyebabkan partikel
bermuatan mengalami perpindahan tempat, gerakan perpindahan tempat partikel
bermuatan akan menghasilkan medan listrik yang berlawanan dengan medan listrik
yang mengenainya sehingga tidak ada medan listrik yang masuk kedalam sangkar
konduktor tersebut.
Pada saat ini, banyak sekali piranti-piranti yang menggunakan
faraday cage untuk melindungi peralatan didalamnya
dari pengaruh arus listrik dan gelombang elektromagnet yang tinggi, misalnya mobile phones, coaxial cables, RFID, beberapa bangunan nasional di
Amerika Serikat, mobil, pesawat, dan peralatan-peralatan lainnya. Dengan
pemanfaatan sangkar faraday ini, infrastruktur-infrastruktur maupun
peralatan-peralatan elektronik dapat terhindar dari pengaruh yang ditimbulkan
oleh sambaran petir.
Gambar
3.8 Sangkar Faraday
KESIMPULAN
1.
Secara
umum ada empat langkah proteksi petir eksternal, yaitu menangkap petir,
menampung petir, menyalurkan petir, dan proteksi petir, yang keempat hal itu direpresentasikan
oleh air terminal, down conductor dan earthing systems.
2.
Selain
berfungsi untuk melindungi dari sambaran petir secara langsung, system proteksi
internal juga dapat digunakan untuk melindungi dari sambaran petir tidak
langsung (lightning
electromagnetic pulse),
sebagai contohnya adalah pemanfaatan arrester dan sangkar faraday yang dapat digunakan untuk melindungi peralatan listrik dari tegangan
surja berlebih maupun medan elektromagnetik yang timbul dari sambaran petir.
Daftar Pustaka
1.
Abdul Syakur, dkk.Sistem Proteksi Penangkal Petir pada
Gedung Widya Puraya.(Online). http://www.elektro.undip.ac.id/transmisi/
2.
Alvarion.Lightning Protection.(Online),(www.buildingdesign.co.uk, diakses tanggal 25
oktober 2007)
3.
Herman Halomon Sinaga, dkk.Model Arrester SiC Menggunakan Model
Arrester ZnO IEEE WG 3.4.11.(Online). http://www.petra.ac.id
4.
NASA.Lightning Map.(Online).(http://geology.com,
7.
Prof.Dr.Eng.Christian Bouquegneau.The Lightning
Protection International Standar.(Online).
www-conference.slu.se.
8.
PT Aman Berkah Sejaktera.Sistem Proteksi Petir Terpadu.(Online). http://www.petir.com/pdf/SYSTEMPROTEKSIPETIRTERPADU.pdf,
10.
Raul E.Lopez, dkk.Lightning Causalities and Property Damage
in Colorado from 1950 to 1991 based on storm data.(Online). http://www.lightningsafety.com,
12. Wikipedia.Spark Arrestor.(Online). http://en.wikipedia.org/wiki/Spark_arrestor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar